Arahnegeri,Kerinci, 30 Mei 2025— Setelah 100 hari menjabat, Bupati Kerinci, Monadi, dan Wakil Bupati, Murison, telah menunjukkan sejumlah capaian yang patut dicatat. Namun, di balik sorotan positif tersebut, terdapat tantangan serius yang mengancam, termasuk krisis sampah yang semakin menjadi bencana bagi masyarakat Kerinci.
Sejak dilantik pada 20 Februari 2025, Bupati Monadi langsung bergerak. Instruksi untuk memperbaiki infrastruktur jalan dan inspeksi mendadak ke Dinas Pendidikan menggambarkan niat baik mereka. Namun, tindakan ini terasa seperti upaya untuk menutupi masalah yang lebih besar. Program BUNGA DESA, meski berpotensi baik, tidak cukup untuk menutupi krisis mendalam dalam pengelolaan sampah yang telah lama diabaikan.
Sampah kini menjadi momok yang menghantui Kerinci. Penumpukan limbah di sudut-sudut kota dan desa menjadi pemandangan yang tak bisa diabaikan. Masyarakat merasakan dampak langsung dari kurangnya fasilitas pengelolaan sampah yang memadai. Apakah pemerintah hanya akan berdiam diri melihat kota kita terpuruk dalam tumpukan sampah? Ini adalah panggilan untuk segera bertindak!
Program BUNGA DESA tampak menjanjikan, tetapi seberapa jauh partisipasi masyarakat benar-benar dihargai? Apakah mereka hanya menjadi objek dalam program-program yang tidak memberi dampak nyata? Keterlibatan masyarakat seharusnya bukan sekadar jargon, tetapi harus diterjemahkan ke dalam tindakan nyata yang melibatkan suara warga.
Wakil Bupati Murison menekankan pentingnya komunikasi terbuka, tetapi transparansi dalam pengelolaan anggaran masih menjadi masalah. Publik berhak tahu bagaimana dana digunakan dan apakah program-program tersebut benar-benar memberikan manfaat. Tanpa transparansi, kepercayaan masyarakat akan terus menurun.
Randi Vitora, Direktur Eksekutif Lembaga Pers Mahasiswa Islam HMI Cabang Kerinci, mengungkapkan, “Kami menghargai langkah cepat yang diambil oleh Bupati Monadi dan Wakil Bupati Murison, tetapi kami tidak akan tinggal diam. Krisis sampah yang semakin mendesak adalah sebuah kegagalan besar yang harus dihadapi. Kami menuntut pemerintah untuk tidak hanya berbicara, tetapi bertindak nyata. Tanpa perubahan yang signifikan, Kerinci akan terus terpuruk dalam masalah yang seharusnya bisa diatasi.”
Secara keseluruhan, 100 hari kerja Bupati Monadi dan Wakil Bupati Murison menunjukkan komitmen yang kuat, tetapi itu tidak cukup. Evaluasi kritis perlu dilakukan untuk memastikan langkah-langkah yang diambil berdampak jangka panjang. Kerinci tidak butuh janji, tetapi tindakan nyata. Waktu untuk berubah adalah sekarang, dan suara rakyat harus didengar sebelum terlambat!