ARAHNEGERI, Jambi –Suku Anak Dalam (SAD) di Jambi kembali menggelar ritual Besale, sebuah tradisi sakral yang dipercaya sebagai bagian dari upaya penyembuhan dan pembersihan diri dari energi negatif. Upacara adat ini berlangsung di kawasan hutan yang menjadi tempat tinggal komunitas SAD, dengan dihadiri para tetua adat serta anggota suku lainnya.
Ritual Besale merupakan warisan budaya turun-temurun yang masih dipertahankan oleh SAD sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan alam. Dalam prosesi ini, para dukun adat memimpin serangkaian ritual dengan membacakan mantra, menari, serta membakar kemenyan untuk memohon kesembuhan bagi anggota suku yang sedang sakit.
Ketua adat SAD, Tumenggung Ngadap, menjelaskan bahwa Besale tidak hanya berfungsi sebagai ritual penyembuhan tetapi juga sebagai sarana mempererat hubungan antaranggota suku. “Ini adalah bagian dari identitas kami sebagai Suku Anak Dalam. Dengan menjaga tradisi ini, kami juga menjaga keberlangsungan budaya kami,” ujarnya.
Namun, modernisasi dan ekspansi perkebunan menjadi tantangan bagi keberlangsungan ritual Besale. Berkurangnya kawasan hutan sebagai ruang hidup SAD mengancam eksistensi tradisi ini. Para budayawan dan pegiat lingkungan pun menyerukan perlunya upaya pelestarian budaya serta perlindungan hutan sebagai bagian dari kehidupan SAD.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jambi menyatakan dukungan terhadap upaya pelestarian Besale. Pemerintah daerah berencana mengadakan program pembinaan budaya bagi SAD guna memastikan tradisi ini tetap hidup di tengah perubahan zaman.
Dengan terus berlangsungnya ritual Besale, Suku Anak Dalam berharap budaya mereka tetap lestari dan mendapat perhatian lebih dari berbagai pihak untuk menjaga warisan leluhur mereka.