Arahnegeri.id – Pernahkah Anda membayangkan bisa berbicara dengan hewan peliharaan di rumah? Mungkin terdengar seperti kisah fiksi dalam film. Namun, menurut dokter hewan Jess French, hal ini bukanlah sesuatu yang mustahil. Bahkan, ia percaya bahwa kemampuan berkomunikasi dengan hewan bisa terwujud lebih cepat dari yang kita kira. Jika tercapai, hal ini bisa menjadi salah satu terobosan teknologi paling menarik dan signifikan dalam beberapa dekade mendatang.
Seperti dikutip dari Science Focus (Minggu, 30 Juni 2024), French menyatakan bahwa komunikasi dengan hewan dapat dibantu oleh kecerdasan buatan (AI). AI memiliki potensi untuk memahami komunikasi hewan jauh lebih baik daripada manusia, dengan memanfaatkan ribuan data titik dan rekaman interaksi hewan selama berjam-jam.
Meskipun kemajuan teknologi ini tidak akan menerjemahkan pikiran hewan secara langsung ke dalam kata-kata manusia, AI dapat membantu kita memahami sinyal-sinyal yang tidak bisa ditangkap oleh indera manusia. Ini berarti kita dapat lebih memahami hewan tanpa membutuhkan mediator manusia.
“Jika kita memiliki teknologi yang bisa meningkatkan kemampuan kita untuk memahami sinyal-sinyal tersebut, kita akan mulai menerima pesan yang mereka coba sampaikan,” ujar French.
Di masa depan, teknologi ini dapat merevolusi beberapa aspek, seperti membantu hewan peliharaan saat mereka membutuhkan perawatan medis. Misalnya, karena anjing telah berevolusi bersama manusia, kita sudah memahami banyak cara mereka berkomunikasi. Namun, French berpendapat bahwa AI dapat membantu kita memahami hewan lain, seperti kelinci.
“Kelinci sangat pandai menyembunyikan perasaan mereka karena tidak ingin menunjukkan kelemahan kepada predator. Jadi, kemampuan untuk memahami kondisi mereka melalui sinyal yang lebih halus bisa sangat bermanfaat,” katanya.
Selain itu, AI bisa membantu kita mempelajari ‘bahasa’ spesies yang kurang dikenal, seperti ular atau ikan. Bagaimana dengan kucing? Meskipun komunikasi kucing mungkin tidak sekompleks anjing, French yakin bahwa AI akan lebih sensitif dalam membaca bahasa tubuh dan sinyal dari kucing.
French juga menambahkan bahwa teknologi ini pada akhirnya dapat membuka wawasan lebih luas dalam mempelajari hewan di seluruh dunia. Teknologi ini mungkin bahkan memungkinkan kita mendengar cerita yang tidak ingin kita dengar, seperti dampak negatif manusia terhadap kehidupan hewan.
“Dapatkah Anda membayangkan mendengar langsung kisah dari hewan yang keluarganya dan lingkungannya dirusak oleh manusia?” tutup French.
