Niat Puasa Rajab, Ini Keutamaan dan Cara Menjalankannya

arahnegeri.id – Bulan Rajab menempati posisi istimewa dalam kalender Hijriah. Ia termasuk salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah SWT, bersama Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Bagi umat Islam, kehadiran Rajab kerap dipandang sebagai penanda awal menuju fase spiritual penting sebelum datangnya bulan suci Ramadan.

Dalam tradisi keislaman, Rajab sering dianalogikan sebagai masa menanam benih amal, Sya’ban sebagai waktu merawatnya, dan Ramadan sebagai musim panen pahala. Karena itu, banyak umat Muslim mulai meningkatkan kualitas ibadah sejak Rajab, salah satunya dengan menjalankan puasa sunnah.

Namun di tengah semangat tersebut, masih tidak sedikit masyarakat yang bertanya-tanya seputar niat puasa Rajab, tata cara pelaksanaannya, hingga hukum dan keutamaannya menurut pandangan ulama.

Mengapa Bulan Rajab Dimuliakan?

Secara bahasa, Rajab berasal dari kata at-tarjib yang bermakna memuliakan atau mengagungkan. Bulan ini dipandang sebagai waktu yang penuh kehormatan, di mana umat Islam dianjurkan memperbanyak amal saleh dan menahan diri dari perbuatan dosa.

Dalam berbagai keterangan ulama, dosa yang dilakukan di bulan haram memiliki konsekuensi yang lebih berat, sementara amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya. Rasulullah SAW pun menegaskan bahwa puasa terbaik setelah Ramadan adalah puasa di bulan-bulan haram, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Inilah yang menjadi dasar kuat mengapa puasa sunnah di bulan Rajab memiliki nilai spiritual yang tinggi dan dianjurkan untuk diamalkan.

Niat Puasa Rajab

Dalam mazhab Syafi’i, niat merupakan rukun puasa yang membedakan antara ibadah dan kebiasaan semata. Niat puasa Rajab boleh dilakukan sejak malam hari atau di siang hari, selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

Niat Puasa Rajab di Malam Hari

Niat ini diucapkan dalam hati sejak malam hingga sebelum fajar. Disunnahkan untuk melafalkannya secara lisan agar lebih membantu kekhusyukan.

Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى

Latin:
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Rajaba lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:
“Aku berniat puasa sunnah Rajab esok hari karena Allah Ta’ala.”

Niat Puasa Rajab di Siang Hari

Berbeda dengan puasa wajib Ramadan, puasa sunnah memiliki kelonggaran niat. Jika lupa berniat di malam hari dan belum makan atau minum sejak Subuh, niat masih boleh dilakukan sebelum waktu Dzuhur.

Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى

Latin:
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Rajaba lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:
“Aku berniat puasa sunnah Rajab hari ini karena Allah Ta’ala.”

Tata Cara Menjalankan Puasa Rajab

Secara teknis, puasa Rajab tidak berbeda dengan puasa sunnah lainnya. Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ibadah tetap bernilai maksimal.

Sahur
Meski hukumnya sunnah, sahur sangat dianjurkan karena mengandung keberkahan. Waktu terbaik adalah mendekati adzan Subuh.

Menjaga Diri Sepanjang Puasa
Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari ucapan dan perbuatan yang tidak baik. Di bulan Rajab yang dimuliakan, menjaga lisan, pandangan, serta emosi menjadi bagian penting dari esensi puasa.

Menyegerakan Berbuka
Saat adzan Maghrib berkumandang, umat Islam dianjurkan segera berbuka. Berbuka dapat diawali dengan air putih atau kurma, disertai doa berbuka puasa sebagaimana yang umum dibaca.

Hukum Puasa Rajab Menurut Ulama

Pertanyaan tentang hukum puasa Rajab kerap muncul setiap tahun. Mayoritas ulama dari empat mazhab sepakat bahwa puasa di bulan Rajab hukumnya sunnah.

Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu’ menjelaskan bahwa tidak ada perintah khusus yang mewajibkan puasa Rajab secara eksklusif, namun anjuran berpuasa di bulan-bulan haram mencakup Rajab di dalamnya. Karena itu, puasa Rajab tidak termasuk bid’ah, selama tidak disertai keyakinan terhadap hadis-hadis palsu yang menjanjikan pahala berlebihan.

Keutamaan Puasa Rajab

Puasa Rajab diyakini memiliki sejumlah keutamaan, antara lain:

  • Persiapan Menuju Ramadan
    Puasa sunnah membantu tubuh dan mental lebih siap menghadapi puasa wajib sebulan penuh.

  • Peluang Doa Dikabulkan
    Orang yang berpuasa memiliki waktu-waktu mustajab, terutama saat berbuka.

  • Penghapus Dosa Kecil
    Puasa menjadi perisai diri, terutama ketika dilakukan di bulan haram.

  • Pahala Berlipat
    Amal ibadah di bulan Rajab memiliki nilai lebih dibanding bulan biasa.

Tips Puasa Rajab bagi Pemula

Bagi yang belum terbiasa, puasa Rajab bisa dimulai secara bertahap, misalnya dengan puasa Senin-Kamis atau Ayyamul Bidh. Pastikan asupan cairan cukup saat sahur dan berbuka, serta perbanyak istighfar sebagai bentuk penyucian diri.

Bagi yang masih memiliki utang puasa Ramadan, Rajab juga menjadi waktu yang tepat untuk mengqadha. Dalam mazhab Syafi’i, niat qadha dapat digabung dengan puasa sunnah Rajab, dengan mendahulukan niat puasa wajib.

Kesimpulan

Puasa Rajab merupakan ibadah sunnah yang sarat makna dan nilai spiritual. Dengan niat yang benar dan pelaksanaan yang sesuai tuntunan, puasa ini dapat menjadi sarana penyucian diri sekaligus persiapan menyambut Ramadan.

Sebagai bulan yang dimuliakan, Rajab adalah momentum tepat untuk memperbanyak puasa, zikir, dan amal saleh lainnya. Umat Islam pun diajak memanfaatkan kesempatan ini tanpa rasa ragu, selama niatnya tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.