Arahnegeri.id – Palembang, 11 Mei 2025 — Pemerintah pusat menargetkan Jalan Tol Palembang–Betung dapat difungsikan secara terbatas pada musim mudik Lebaran tahun 2026. Proyek yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ini digadang-gadang akan menjadi tonggak penting dalam memperlancar konektivitas dan logistik di Pulau Sumatera.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dody Hanggodo turun langsung meninjau perkembangan konstruksi ruas Palembang–Betung, termasuk Jembatan Musi V yang menjadi salah satu titik krusial di Seksi 1. Dalam kunjungannya, Dody menegaskan komitmen pemerintah dalam mempercepat pembangunan infrastruktur strategis ini.
“Insya Allah fungsional untuk mudik 2026. Proyek ini sangat penting untuk menurunkan biaya logistik, membuka akses kawasan terisolasi, dan memperkuat perekonomian regional,” ujarnya.
Tiga Seksi Tol Penghubung Selatan–Utara Sumatera
Tol Palembang–Betung memiliki total panjang 69,19 km dan terbagi dalam tiga seksi:
-
Seksi 1: Palembang–Rengas
-
Seksi 2: Rengas–Pangkalan Balai
(Kedua seksi ini memiliki panjang gabungan 54,5 km dengan progres fisik 70,69%) -
Seksi 3: Pangkalan Balai–Betung
(Sepanjang 14,69 km dengan progres 12,65%)
Proyek ini dibangun melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan PT Hutama Karya sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Pelaksana konstruksi untuk Seksi 1 dan 2 adalah PT Waskita Karya dengan nilai investasi mencapai Rp 2,67 triliun. Sementara itu, Seksi 3 digarap oleh PT Hutama Karya Infrastruktur dengan nilai Rp 2,1 triliun.
Manfaat Strategis bagi Sumatera
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Selatan, Hardy Siahaan, menyebut jalan tol ini sebagai urat nadi perekonomian kawasan selatan dan tengah Sumatera. Selain mempercepat waktu tempuh dari Palembang ke Betung menjadi hanya 1 jam dari sebelumnya 3 jam, keberadaan tol juga diproyeksikan akan berdampak pada:
-
Penurunan biaya transportasi lintas provinsi
-
Pengurangan kemacetan dan emisi karbon
-
Peningkatan arus barang ke Pelabuhan Tanjung Api-Api dan Sungai Gerong
-
Tumbuhnya kawasan industri Betung–Banyuasin sebagai pusat logistik
“Tol ini bukan hanya menghubungkan kota-kota besar, tapi menggerakkan ekonomi rakyat dari petani, pedagang hingga eksportir,” ujar Hardy.
Sejak masa kolonial, ruas Palembang–Betung dikenal sebagai jalur vital distribusi hasil tambang dan pertanian. Namun, kemacetan tahunan yang kerap mengular hingga belasan kilometer membuat ruas ini menjadi momok bagi pengendara dan pengusaha logistik.
Harapan Baru untuk Perjalanan Sumatera
EVP Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menyebut bahwa pembangunan tol ini bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi upaya strategis membebaskan Sumatera dari keterisolasian.
“Ini bukan sekadar jalan tol, ini adalah jembatan pembangunan antarwilayah dan penggerak utama logistik nasional,” ujarnya.
Kementerian PUPR menargetkan ruas tol ini dapat mulai difungsikan secara terbatas pada kuartal I 2026 untuk mendukung arus mudik. Meski belum seluruh fasilitas pendukung rampung, kendaraan pribadi diperkirakan sudah bisa melintas dengan pengawasan ketat.
Dody Hanggodo menegaskan bahwa penyelesaian penuh ditargetkan sebelum semester II 2026, sejalan dengan arahan Presiden dalam mempercepat pembangunan konektivitas luar Jawa.
Jika target ini tercapai, sejarah kemacetan panjang di Betung dapat digantikan oleh narasi baru: “Melaju tanpa henti dari Bakauheni hingga ke Aceh.”