Arahnegeri, Jambi – Menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah, harga sembako di Jambi justru menunjukkan tren kenaikan yang signifikan, berbanding terbalik dengan klaim Gubernur Jambi Al Haris yang menyatakan harga tetap stabil. Fakta di lapangan mengungkap realitas berbeda: warga mengeluhkan lonjakan harga bahan pokok yang membebani mereka di tengah persiapan lebaran.
Hasil pantauan di beberapa pasar tradisional di Jambi menunjukkan kenaikan harga pada sejumlah komoditas utama. Harga cabai rawit yang sebelumnya berkisar Rp60.000 per kilogram kini menembus Rp85.000. Daging sapi yang semula dijual Rp140.000 per kilogram kini naik menjadi Rp160.000. Kenaikan juga terjadi pada gula pasir dan minyak goreng, yang harganya meningkat sekitar 15–20 persen dalam sepekan terakhir.
Warga Keluhkan Kenaikan Harga
Sejumlah warga yang ditemui di Pasar Angso Duo mengaku kesulitan menghadapi lonjakan harga sembako. Mereka merasa pemerintah tidak benar-benar memahami kondisi di lapangan.
“Harga sembako makin naik, terutama beras dan minyak goreng. Padahal Pak Gubernur bilang harga stabil, tapi kami yang belanja langsung tahu ini naik semua,” kata Yulianti, seorang ibu rumah tangga di Jambi, Jumat (28/3/2025).
Hal senada disampaikan oleh pedagang pasar. Menurut mereka, harga barang dari distributor sudah lebih dulu naik, sehingga mustahil jika harga di tingkat konsumen tetap stabil.
“Kami juga terpaksa naikkan harga karena pasokan dari distributor naik. Bukan kami yang main-main, memang kondisi pasar begini. Kalau pemerintah bilang harga stabil, coba saja belanja sendiri,” ujar seorang pedagang beras yang enggan disebut namanya.
Klaim Stabilitas Harga Dipertanyakan
Klaim Al Haris bahwa harga sembako di Jambi masih dalam kondisi stabil dan stok mencukupi patut dipertanyakan. Meskipun sidak telah dilakukan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), realitas di pasar menunjukkan bahwa kebijakan pengendalian harga tidak berjalan efektif.
Alexsander Mahasiwa Pendidikan Ekonomi Universitas Jambi, menilai bahwa pemerintah daerah belum sepenuhnya mampu mengatasi lonjakan harga jelang lebaran.
“Kenaikan harga ini adalah pola tahunan yang selalu terjadi menjelang hari raya. Jika pemerintah mengklaim harga stabil, harus ada bukti konkret di lapangan, bukan sekadar retorika,” tegasnya.
Dengan situasi ini, masyarakat berharap pemerintah lebih serius dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok dan tidak sekadar memberikan pernyataan yang bertolak belakang dengan realitas. Jika tidak ada langkah konkret, lonjakan harga sembako akan terus menjadi momok bagi warga, terutama menjelang hari raya.